Dahulu kala, disebuah kota tinggal seorang Kakek dan Nenek pembuat sepatu. Mereka sangat baik hati. Si kakek yang membuat sepatu sedangkan nenek yang menjualnya. Uang yang didapat dari setiap sepatu yang terjual selalu dibelikan makanan yang banyak untuk dibagikan dan disantap oleh orang-orang jompo yang miskin dan anak kecil yang sudah tidak mempunyai orangtua. Karena itu walau sudah membanting tulang, uang mereka selalu habis. Karena uang mereka sudah habis, dengan kulit bahan sepatu yang tersisa, kakek membuat sepatu berwarna merah. Kakek berkata kepada nenek, “Kalau sepatu ini terjual, kita bisa membeli makanan untuk Hari Raya nanti.
Senin, 22 Agustus 2011
Minggu, 21 Agustus 2011
Pygmalion
Pygmalion adalah seorang pemuda yang berbakat seni memahat. Ia sungguh piawai dalam memahat patung. Karya ukiran tangannya sungguh bagus. Tetapi bukan kecakapannya itu menjadikan ia dikenal dan disenangi teman dan tetangganya.
Jumat, 19 Agustus 2011
Asal Usul Burung Ruai
Rabu, 17 Agustus 2011
Kisah Wortel, Telur, dan Kopi
Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.
Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.
Membersihkan Kucing Dari Lumpur
Sore itu ada seorang mbah yang berjalan menuju tokonya Pak Udin hendak membeli sesuatu.
Si Mbah : "Aku beli sabun deterjen, satu saja yaah...."
Pak Udin : "Buat apa, Mbah ? Tumben mencuci baju..."
Si Mbah : "Enggak!..Ini loh kucingku kena lumpur terus ini mau aku cuci biar bersih lagi."
Pak Udin : "Owalah mbah, mbah ini kok aneh-aneh aja, kucingnya nanti mati loh. Kucing kok dicuci pakai deterjen"
Minggu, 14 Agustus 2011
Hantu Pocong Penunggu Pasar
Kiriman cerita dari Khaizan.
Assalamualaikum. Saya mau cerita pengalaman saya dan temen saya.
Begini cerita nya, sekitar jam 01.30, saat saya dan kawan saya Fauzi menuju pulang seusai dari warnet, kami pulang melewati jalan yang tidak biasa nya dalam suasana yang mencekam. Langkah demi langkah kami berdua terhenti ketika kami mendengar ada yang memanggil nama kita berdua. Orang itu lagi berdiri di salah satu tempat pedagang ayam dan memandang tajam kami berdua.
Begini cerita nya, sekitar jam 01.30, saat saya dan kawan saya Fauzi menuju pulang seusai dari warnet, kami pulang melewati jalan yang tidak biasa nya dalam suasana yang mencekam. Langkah demi langkah kami berdua terhenti ketika kami mendengar ada yang memanggil nama kita berdua. Orang itu lagi berdiri di salah satu tempat pedagang ayam dan memandang tajam kami berdua.
Jumat, 12 Agustus 2011
Wabah
Cerpen A. Mustofa Bisri
Mula-mula tak ada seorang pun di rumah keluarga besar itu yang berterus terang. Masing-masing memendam pengalaman aneh yang dirasakannya dan curiga kepada yang lain. Masing-masing hanya bertanya dalam hati, "Bau apa ini?" Lalu keadaan itu meningkat menjadi bisik-bisik antar "kelompok" dalam keluarga besar itu. Kakek berbisik-bisik dengan nenek. "Kau mencium sesuatu, nek?"
"Ya. Bau aneh yang tak sedap!" jawab nenek.
"Siapa gerangan yang mengeluarkan bau aneh tak sedap ini?"
"Mungkin anakmu."
"Belum tentu; boleh jadi cucumu!"
"Atau salah seorang pembantu kita."
Ayah berbisik-bisik dengan ibu. "Kau mencium sesuatu, Bu?"
"Ya. Bau aneh yang tak sedap!" jawab ibu.
"Siapa gerangan yang mengeluarkan bau aneh tak sedap ini?"
"Mungkin ibumu."
"Belum tentu; boleh jadi menantumu."
"Atau salah seorang pembantu kita."
Demikianlah para menantu pun berbisik-bisik dengan istri atau suami masing-masing. Anak-anak berbisik antarmereka. Para pembantu berbisik-bisik antarmereka. Kemudian keadaan berkembang menjadi bisik-bisik lintas "kelompok". Kakek berbisik-bisik dengan ayah atau menantu laki-laki atau pembantu laki-laki. Nenek berbisik-bisik dengan ibu atau menantu perempuan atau pembantu perempuan. Para menantu berbisik-bisik dengan orang tua masing-masing. Ibu berbisik-bisik dengan anak perempuannya atau menantu perempuannya atau pembantu perempuan. Ayah berbisik-bisik dengan anak laki-lakinya atau menantu laki-lakinya atau pembantu laki-laki. Akhirnya semuanya berbisik-bisik dengan semuanya.
Senin, 08 Agustus 2011
Sejarah Panjang Yakuza danCerita Dibaliknya
Asus Zenfone 5 Ram 2GB
Cara murunkan Berat Badan Seca Alami
Sejarah panjang Yakuza dimulai kira-kira pada tahun 1612, saat Shogun Tokugawa berkuasa dan menyingkirkan shogun sebelumnya.
Pergantian ini mengakibatkan kira-kira 500.000 orang samurai yang sebelumnya disebut hatomo-yakko (pelayan shogun) menjadi kehilangan tuan, atau disebut sebagai kaum ronin. Masalah jadi rumit, karena setelah berhasil menggulung para ronin, para anggota machi-yokko ini malah meninggalkan profesi awal
mereka dan memilih jadi preman. Hal ini diperparah lagi dengan turut campurnya Shogun dalam memelihara para machi-yokko ini.
Cara murunkan Berat Badan Seca Alami
Sejarah panjang Yakuza dimulai kira-kira pada tahun 1612, saat Shogun Tokugawa berkuasa dan menyingkirkan shogun sebelumnya.
Pergantian ini mengakibatkan kira-kira 500.000 orang samurai yang sebelumnya disebut hatomo-yakko (pelayan shogun) menjadi kehilangan tuan, atau disebut sebagai kaum ronin. Masalah jadi rumit, karena setelah berhasil menggulung para ronin, para anggota machi-yokko ini malah meninggalkan profesi awal
mereka dan memilih jadi preman. Hal ini diperparah lagi dengan turut campurnya Shogun dalam memelihara para machi-yokko ini.
Sabtu, 06 Agustus 2011
Monyet dan Ayam
Pada suatu zaman, ada seekor ayam yang bersahabat dengan seekor monyet. Si Yamyam dan si Monmon namanya. Namun persahabatan itu tidak berlangsung lama, karena kelakuan si Monmon yang suka semena-mena dengan binatang lain. Hingga, pada suatu petang si Monmon mengajak Yamyam untuk berjalan-jalan. Ketika hari sudah petang, si Monmon mulai merasa lapar. Kemudian ia menangkap si Yamyam dan mulai mencabuti bulunya. Yamyam meronta-ronta dengan sekuat tenaga. “Lepaskan aku, mengapa kau ingin memakan sahabatmu?” teriak si Yamyam. Akhirnya Yamyam, dapat meloloskan diri.
Kerang
Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. “Anakku,” kata sang ibu sambil bercucuran air mata, “Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun,sehingga Ibu tak bisa menolongmu.”
Si ibu terdiam, sejenak, “Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getahperutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat”, kata ibunya dengan sendu dan lembut.
Rabu, 03 Agustus 2011
Kebenaran Yang Tak Terlihat
Pada umumnya manusia suka utk dipuji, diberi sambutan tepuk tangan, tepukan dipundak dan sejenisnya…. Hal tersebut didapatkannya karena yang bersangkutan mgk melakukan hal yg benar dan dilihat oleh banyak orang… (beberapa diantaranya mmg ada yg sengaja melakukan kebenaran atau kebaikan utk dilihat orang – pamer)
Namun ada jenis kebenaran lain yg mungkin jarang atau gk banyak orang yg melakukan hal ini, yaitu KEBENARAN YG TAK TERLIHAT.
Resikonya kebenaran jenis ini hampir bisa dipastikan tidak dilihat orang, tdk akan ada riuhnya tepuk tangan buat anda, tidak ada tepukan dipundak anda sambil berkata kamu hebat atau good job..!!
Namun ada jenis kebenaran lain yg mungkin jarang atau gk banyak orang yg melakukan hal ini, yaitu KEBENARAN YG TAK TERLIHAT.
Resikonya kebenaran jenis ini hampir bisa dipastikan tidak dilihat orang, tdk akan ada riuhnya tepuk tangan buat anda, tidak ada tepukan dipundak anda sambil berkata kamu hebat atau good job..!!
Selasa, 02 Agustus 2011
Cerita Tentang Indomie
“nenekku suka banget makan indomie,bahkan smp dia mau meninggal msh aja suka makan indomie,,dan skrng nenekku sdh meninggal!!,biar nenekku tenang disana setiap aku bersiarah ku taburkan aja bumbu indomie di atas kuburanya!!” Ini Ceritaku, Apa Ceritamu?
“Waktu aku lagi rebahan di kosan, aku kangen banget sama INDOMIE. terus aku keluar kosan. sampai diwarung terdekat eh indomienya habis. aku putuskan untuk mencarinya di setiap warung. tapi, habis semua! ku putuskan untuk balik ke kamar, ku geledah isi lemari, barang kali nemu persediaan Mie. Eh gak disangka yang ketemu malah koleksi Mieyabi, rasa kangen ke indomie hilang seiring kuputar DVD Mieyabi”. Ini ceritaku, mana ceritamu?
“Dulu gw bertiga makan INDOMIE di warkopnya si Aie, ama Basit dan Agi. Si Basit cabut bentar, mienya gw kasih upil, terus gw aduk. sampe sekarang dia ga pernah tau kalo dia pernah makan upil gw. hahaha…” Itu ceritaku, apa cerita INDOMIE mu?
“dulu waktu aku masih duduk di bangku SMP, aku selalu dibangunkan subuh untuk belajar. tapi suatu hari aku lupa pasang alarm sehingga telat sekolah. lalu papa menyiramku dengan kuah INDOMIE”. Itu ceritaku, bagaimana cerita lucu INDOMIE mu?
“Waktu itu aku laper. dirumah gak ada orang dan gak ada makanan. terus aku nemu INDOMIE di lemari dapur. langsung aja aku masak indomie nya. beberapa saat berselang ibuku pulang. lalu beliau pergi ke dapur dan bertanya: Indomie yang dilemari kemana, Nak? Itu indomie udah kadaluarsa, mau mama buang…” Ini cerita indomieku,,, bagaimana ceritamu??
Senin, 01 Agustus 2011
Kisah Aneh dan Meninggalnya Temanku
Beberapa tahun yang lalu, saya lupa persis tahunnya, yang pasti sekitar tahun 2000-an aku bersama kawan-kawan satu kuliahan berangkat ke Carita. Kebetulan aku punya kawan di sana, jadi kami semua, sekitar 30 orang menyewa cottage kawanku itu.
Ini adalah perjalanan kami yang kedua ke tempat yang sama. Pada perjalanan kami yang pertama memang tidak ada kejadian yang membuat kawan-kawanku ketakutan, karena aku sengaja tidak memberitahu apa yang “ada” di sana. Setelah perjalanan pertama aku baru memberitahu mereka kalau di tempat kawanku itu ada “penghuni” lain selain kita manusia. Ini berlaku dimana-mana.
Kami berangkat dari kampus sekitar pukul 1600 WIB, jadi sampai di Carita setelah Isya. Setelah sampai disana, semuanya bersiap untuk bersenang-senang, karena tujuan kami ke sana memang untuk bersenang-senang. Setelah bersenang-senang, menjelang pagi kami semua berangkat untuk istirahat.
Diantara kawanku ini ada empat orang masing-masing Iwan, Nasrul, Stefanus dan Dini yang tidak tahu kalau di tempat itu ada “penghuninya”, karena pada perjalanan yang pertama mereka tidak ikut. Aku ingat, saat itu sekitar pukul 03.00 pagi, tadinya aku tidur di ruang utama, karena penuh, aku pindah ke kamar depan.
Saat aku pindah kamar, aku lihat dua orang kawanku, Iwan dan Nasrul, sedang asyik main gitar. Aku sempat menegur mereka, lalu aku masuk ke kamar untuk kembali tidur. Tidak lama Nasrul menyusul aku ke dalam kamar. Aku pikir Nasrul ingin ikut tidur bareng, ternyata dia ketakutan.
Dia bercerita karena dia melihat ada “sosok” yang turun dari sebuah pohon di pintu gerbang, pposisi Nasrul saat bermain gitar memang menghadap ke kebun yang banyak terdapat pohon-pohon besar, karena cottage kami berada di seberang jalan.
Aku bertanya sosok seperti apa? Nasrul menjelaskan, sosok itu turun dari pohon dengan kepala terlebih dahulu, lalu merangkak melewati mereka berdua, sekitar 5 meter dari mereka berdua. Segera aku memanggil Iwan untuk segera masuk, walaupun agak susah membujuknya. Setelah Iwan masuk, ternyata Iwan juga melihat “sosok” tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)